Langsung ke konten utama

artikel tentang etika seorang pendidik

Ketika Etika Seorang Pendidik Dipertanyakan
Oleh: Nocke T. Wahyuni
Mahasiswi Universitas Sriwijaya, Program Studi Bimbingan & Konseling
IMG-20170502-WA0016.jpg
Kerapnya terjadi masalah pada dunia pendidikan dari berbagai sudut kota membuat saya tertarik untuk mencari tahu apa saja permasalahan yang kerap terjadi saat ini dan saya terpikir untuk menulisnya dalam sebuah artikel.
Dimana artikel ini membahas mengenai etika seorang pendidik, seorang pendidik sejatinya adalah sebagai contoh teladan bagi peserta didiknya, seorang guru tidak hanya mempunyai profesi sebagai tenaga pengajar saja melainkan sebagai seorang pendidik dan seorang figur yang bisa dicontoh oleh peserta didik. Tapi kali ini ada seorang guru membenci siswanya, menjatuhkan argumen siswanya saat proses belajar bahkan memusuhi siswanya dengan alasan yang tidak seharusnya. Itu sangat tidak mencerminkan etika seorang Guru. Dan sangat memprihatinkan dunia pendidikan saat ini. Dimana tindakan demikian akan membuat rasa percaya diri siswa menurun, itu juga bisa memicu siswa untuk membenci gurunya dan membuat tujuan dari pendidikan sendiri tidak akan tercapai. Seperti tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
Pasal 31, ayat 5 menyebutkan “pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjujung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”.

Bagaimana tujuan dari pendidikan itu bisa terwujud jika figur seorang guru tidak mencerminkan figur yang baik. Siswa sebagai generasi muda yang tentunya sebagai harapan suatu bangsa yang bisa membawa perubahan bagi negeri ini, jika tidak diberi contoh yang baik maka dunia pendidikan akan semakin merosot ke arah negatif. Siapa yang akan disalahkan dari kasus ini? Pemerintah kah? Guru kah? Lembaga pendidikan kah? Siswa kah? Atau bahkan instansi yang lainnya? Yups kalian bisa menjawabnya dengan opini kalian masing-masing. Terlepas dari hal tersebut ada lagi masalah yang terjadi dari seorang pendidik yang kali ini mengejek siswanya jikalau siswanya tidak bisa mengerjakan tugas sekolah dan mencemooh dengan kata-kata yang tidak sepatutnya. Itu membuat sorot mata saya seketika berhenti, sebagai calon pendidik saya sangat prihatin dengan hal demikian. Ingin rasanya dapat merubah etika dalam dunia pendidikan ini agar lebih baik dengan jari-jari saya. Dengan adanya kasus ini membuat langkah saya semakin antusias untuk mencari ilmu dan pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk dapat menepis etika yang buruk itu. Karena perubahan itu dimulai dari hal yang kecil, dan saya tidak pernah sepakat dengan orang yang hanya diam melihat situasi yang menurut saya akan berdampak buruk bagi banyak generasi. Yups memang untuk sekarang mungkin mereka yang membaca artikel ini hanya menganggap saya sebagai anak kecil yang ingin mengubah dunia atau bahkan menetertawakan. I don’t care. Karena bagi saya tidak penting apa kata orang jika itu hanya bermakna menjatuhkan. Kita mendapat pendidikan dan ilmu yang bisa kita amalkan. Kita tidak hanya mempunyai hak untuk menerima ilmu tapi kita juga punya hak untuk mengaplikasikan sebagian atau sepenuhnya dari ilmu yang kita miliki. Saat saya menulis artikel ini, saya memang hanya sebagai mahasiswi biasa yang mempunyai keinginan terhadap suatu perubahan. Namun itu tidak akan mengubah langkah saya untuk perbaikan yang positif.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Kearifan Lokal yang ada di daerah Pagaralam

Mengenal Kearifan Lokal yang ada di daerah Pagaralam dan kaitannya dengan Bimbingan Konseling Disusun oleh: Nocke T. Wahyuni BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar belakang Perbedaan yang hakiki antara manusia, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat, dengan makhluk hidup lainnya terutama dengan binatang,  yaitu  terletak  pada  akal, pikiran, dan kemampuan intelektual  yang dikaruniakan Al-Khalik (Maha  Pencipta).  Makhluk  hidup  lain  yang  bukan manusia tidak dikaruniai akal dan budi.  Hal   yang   paling   bermakna   bagi   manusia,   akal   dan   kemampuan intelektualnya “ berkembang dan dapat dikembangkan.  Berdasarkan  yang dikemukakan  di  atas,  maknanya  tidak  hanya  terbatas  pada  unsur-unsur  yang berkaitan  dengan  perilaku  manusia  de...

Lukisan sang Introvert

Lukisan sang Introvert Oleh: Nocke T. Wahyuni Langit terlihat biru seperti biasanya dan awan putih menabuh rindu, tiba-tiba sorot mataku terfokus pada dua orang yang sedang berada di sebuah taman hijau itu. Kulihat seorang introvert yang tengah fokus menikmati alunan musik dan hembusan angin di kala itu, sementara ada salah seorang lagi yang membuat sorot mataku kembali fokus, ku perhatikan ada sosok gadis kecil yang juga ada disana, ia tampak asik berlarian dan mengejar kupu-kupu disekitar taman itu. Aku yang melihat itu mulai beranalogi dan mencoba memahami dua orang tersebut yang membuat sorot mata ku memperhatikan mereka. Ku fikir mereka mempunyai karakter yang berbeda, iya mereka adalah Seorang introvert dan ekstrovert. Sebenarnya Introvert adalah salah satu kepribadian yang dimiliki manusia dari dua yang ada yaitu Ekstrovert lawanya. Orang introvert cenderung  dikonotasikan sebagai orang yang pendiam, tenang, misterius cool katanya sih karena yang ini belum dapat dib...

cara mengubah perspektif orang awam tentang BK

Mengubah Perspektif Mereka Tentang BK Oleh: Nocke T. Wahyuni Melihat perspektif orang-orang mengenai Bimbingan dan Konseling, saya jadi tertarik untuk menulisnya dalam sebuah artikel ini karena menurut saya tidak mudah untuk mengubah cara pandang yang sudah ada. Karena dulu saya sempat berpikir akan hal yang sama dengan mereka. Yups tepat pada bulan Agustus 2015 saya memulai langkah saya di salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Sumatera Selatan. Saya mengambil Program Studi Bimbingan dan Konseling. Yah mungkin saat masih awal menjadi Mahasiswi bisa dikatan saya Mahasiswi yang nyasar di Program Studi ini. Loh kenapa demikian? Yups karena awalnya saya tidak  tertarik untuk mangambil Program Studi BK. Entah kenapa saya bisa berada pada jurusan ini? Mungkin karena Allah memilih saya untuk berada disini. Karena saya yakin dengan kalimat “ Bahwa yang terbaik menurutmu belum tentu terbaik menurut Allah dan saya yakin bahw...